![]() |
Sekolah Fasilitasi
Mitra belajar profesional Indonesia untuk menjadi fasilitator dan praktisi fasilitasi yang kompeten dan berpengalaman
|
I am a communication strategist, specializing in communications and public relations. A former journalist for 11 years. I have over 14years of experience designing, developing, implementing, and coordinating outreach programs to business pillars in my professional life.
Mostly focused on conceptualizing and developing core information materials and organization design. Also to educate key audiences about the organization through various communication mediums and identify and track activities and developments that may be used to generate publicity and create an information resource for use in outreach activities. I have a good relationship with the journalist, editors, and chief editor at national media.
I like volunteer activities. Either with young people or the communities. This balances my life. And learning facilitation makes me more effective in communicating and making sustainable programs.
In this facilitation, I am a learner
Kompetensi | Penguasaan | |
A | Menciptakan hubungan kolaboratif dengan klien fasilitasi | Belum ada informasi Belum ada informasi |
B | Merancang proses kelompok yang efektif | Belum ada informasi Belum ada informasi |
C | Menciptakan dan memelihara suasana partisipatif | Belum ada informasi Belum ada informasi |
D | Membimbing kelompok mencapai hasil yang sesuai dan berguna | Belum ada informasi Belum ada informasi |
E | Mengembangkan dan mengelola pengetahuan profesional | Belum ada informasi Belum ada informasi |
F | Menunjukkan sikap profesional | Belum ada informasi Belum ada informasi |
Kesan apa yang muncul ketika mendengar nama Serikat Jesus? Nama besar yang barangkali yang seringkali identik dengan keseriusan, urusan surga, lembaga yang kaku. Barangkali begitu kesan awal kita, terlebih ketika tidak berintekasi intensif dengan mereka.
Dalam serikat Jesus ini terdapat tiga kategori humas yaitu humas pendidikan, humas gereja dan humas pelayanan sosial. Masing-masing mengomunikasiakn karya-karya yang diselenggarakan. Ini sangat menarik, bagaimana agar lembaga-lembaga yang kesannay serius ini tetap bisa berkomunikasi dengan cair, nyaman dan kekinian.
Sebetulnya ini menjadi tantangan tersendiri, karena tidak setiap pic yang terlibat memiliki latar belakang public relation atau bekal PR yang memadai. Terlebih di era media sosial saat ini.
Kelas ini dilakukan untuk beberapa kali perjumpaan dengan materi pembelajaran yang berbeda-beda, sekaligus dilengkapi dengan aplikasinya.
Setiap daerah ingin investasi masuk ke wilayah mereka. Tetapi kadang, pemangku kepentingan di daerah tidak memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi calon investor, bagaimana berkomunikasi dengan mereka bahkan apa yang seharusnya ditawarkan dari daerah mereka kepada investor.
Kegiatan lokakarya ini untuk mendukung pemangku kepentingan di beberapa wilayah seperti Badung, Tana Tidung dan
Musi Banyuasin sebagai daerah dengan indeks investasi paling tinggi di Indonesia untuk bisa menggali potensi investasi dan membuka jalur-jalur komunikasi dengan calon investor. Masing-masing wilayah ini juga diwakili oleh:
Fasilitasi yang dilakukan diharapkan bisa memberikan penguatan kapasitas dalam mendorong keberhasilan investasi di daerah-daerah tersebut.
Berkolaborasi dengan lead fasilitator membuat rancangan sesi dengan peserta pemangku kepentingan dari berbagai daerah sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik dengan keragaman peserta dari berbagai daerah.
Tahun 2020 adalah tahun yang berat bagi Indonesia karena dihadapkan oleh 2 krisis yang mengancam bersamaan, yaitu pandemi COVID-19 dan bencana alam. Krisis yang terjadi tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, namun juga ekonomi. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pada kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi minus 5,32%. Melambatnya aktivitas perekonomian berujung pada naiknya jumlah pengangguran. Di tengah ketidakpastian situasi ini, daerah juga harus bersiap dari potensi bencana alam seperti banjir, kebakaran hutan, dan longsor. Untuk bisa bertahan dan pulih, daerah perlu bekerja keras untuk menghadirkan opsi investasi yang dapat membangkitkan ekonomi lokal, melibatkan SDM lokal, dan memperhatikan keseimbangan lingkungan. Data menunjukkan bahwa saat ini realisasi investasi di Indonesia bulan Januari-September tahun 2020 mencapai Rp 611,6 T, 50,7% berupa PMDN dan 49,3% berupa PMA. Sektor yang paling banyak diminati oleh investor adalah Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi sejumlah Rp 108,4 T atau 17,7% dari total investasi yang masuk. 3 negara yang paling banyak menanamkan modal di Indonesia adalah Singapura, R.R. Tiongkok, dan Hong Kong RRT. Di sisi lain, saat ini banyak trend investor yang tidak hanya mementingkan profit tapi juga dampak yang dihasilkan baik dari sisi sosial dan lingkungan. Disadur dari laporan ANGIN “Investing in Impact in Indonesia”, Sektor yang paling banyak diminati adalah (1) makanan dan agribisnis, (2) keuangan, serta (3) sektor industri.
Ini saatnya daerah mulai serius menarik investasi yang lestari dan berkualitas. Investasi yang lestari dan berkualitas dapat didatangkan melalui pengolahan produk turunan berbasis komoditas sumber daya alam yang mengoptimalkan faktor pendukung lainnya seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Peluang produk turunan komoditas lokal basis SDA di pasar sangat besar, karena nyatanya saat ini 90% barang yang dijual di online marketplace adalah produk impor seperti produk makanan & minuman, kesehatan, kecantikan, serta industry dan teknologi. Nilai produk turunan di level global juga besar, misalnya potensi konsumer madu alam di level global yang dapat mencapai 9,79 T pada tahun 2020.
Namun, terdapat sejumlah masalah yang teridentifikasi terkait investasi di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah terkait sedikitnya opsi investasi yang lestari dan berkualitas, belum optimalnya kapasitas daerah untuk menarik dan mengelola investasi, serta minimnya informasi daerah yang dapat diakses oleh investor. Mengatasi tantangan tersebut, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memiliki 6 prioritas utama yaitu (1) perbaikan peringkat kemudahan berusaha; (2) realisasi investasi besar, (3) mendorong investasi besar bermitra dengan UMKM, (4) penyebaran investasi berkualitas, (5) promosi investasi terfokus berdasarkan sektor dan negara, (6) peningkatan investasi dalam negeri khususnya UMKM. Sebagai ujung tombak investasi di Indonesia, pemerintah Kabupaten perlu menyiapkan strategi dan amunisi untuk secara aktif menjemput investasi yang berkualitas. BKPM bekerjasama dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), dan asosiasi kabupaten untuk pembangunan lestari - Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) meluncurkan konsep Ekonomi Lestari bersama di awal tahun 2020 sebagai inovasi daerah untuk menjemput investasi berkualitas yang dicirikan dengan fokus pada kemitraan dengan pengusaha lokal dan pengembangan nilai tambah produk dan jasa. Ekonomi Lestari menyeimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi melalui lima pilar utama yakni perencanaan, kerangka peraturan, tata Kelola multipihak, pemantauan dan pelaporan serta portfolio program bersama – ilustrasi opsi investasi di daerah tersebut. Lima pilar tersebut hanya dapat dipenuhi apabila terjadi gotong royong lintas sektor, dinas dan pemangku kepentingan di tingkat daerah itu sendiri.
Apa yang baru dari fasilitasi?
Pengalaman dan keterlibatan kita barangkali yang membuat setiap sesi fasilitasi menjadi menarik. Makna-makna baru bermunculan seiring dengan sadar diri dan sadar ruang yang kita lakukan ketika sedang terlibat dalam fasilitasi.
Belajar dari mereka yang ahli, adalah cara cepat untuk naik kelas pemahaman makro dan mikro tentang penerapan fasilitasi. Terlibat dalam proyek Masterclass Fasilitasi 2020 adalah pengalaman menarik buat saya.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka: